Senin, 13 Februari 2012

Tempuyung, Peluruh Batu Ginjal dan Asam Urat


Tanaman obat asli Indonesia ini memang belum begitu banyak dikenal. Tempuyung memiliki nama latin adalah Sonchus arvensis Linn. Di Sunda tanaman ini dikenal dengan nama jombang, lempung, rayana atau galibug. Tempuyung tumbuh secara liar dimanapun terutama daerah yang banyak curah hujannya, namun terkadang tempuyung juga sengaja ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Bagian yang sering digunakan untuk pengobatan herbal adalah daunnya.
Tempuyung memiliki sifat dingin dan rasanya pahit. Tanaman ini memiliki efek herbal yang bersifat diuretik (memperlancar air seni). Dengan sifat inilah tempuyung bisa digunakan untuk meluruhkan batu ginjal ataupun asam urat yang berlebihan di dalam tubuh. Batu ginjal merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya endapan yang mengeras (membantu) pada ginjal. Sampai saat ini operasi merupakan salah satu cara untuk menghancurkan batu ginjal, terutama batu ginjal yang sudah besar. Namun hal ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga banyak juga penderita batu ginjal yang mencoba untuk menyembuhkan dengan obat-obatan tradisional ini, apalagi jika batu ginjalnya memang masih kecil. Salah satu pengobatan batu ginjal secara tradisional adalah dengan menggunakan tempuyung.
Tempuyung (Sonchus arvensis) merupakan tanaman obat yang berkhasiat sebagai pemecah batu ginjal  dan pelancar air seni. Daun tempuyung mengandung kalium yang cukup tinggi. Kadar kalium yang tinggi dalam daun tempuyung bermanfaat untuk menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa oksalat , karbonat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal, sehingga endapan batu ginjal akan larut dan keluar bersama urin.

Sedangkan asam urat disebabkan karena penumpukan purin di dalam tubuh, yang mana purin ini seharusnya dikeluarkan lewat urine.  Zat flavonoid pada tempuyung mampu menghambat enzim xantin oksidase pada biosintesis asam urat. Hal ini akan berpengaruh pada turunnya kadar asam urat darah.
Selain bermanfaat untuk mengatasi batu ginjal dan asam urat, kalium dalam tempuyung juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Dengan mengkonsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi akan melindungi individu dari hipertensi. Sebagian dari kita pasti sudah mengetahui bahwa untuk mencegah dari penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) salah satunya adalah dengan mengurangi asupan makanan yang banyak mengandung garam dapur. Hal ini karena garam mengandung mineral natrium. Jadi sebenarnya yang perlu dibatasi tidak hanya garam saja, tetapi juga makanan-makanan lain yang mengandung natrium. Jumlah natrium yang tinggi akan membuat diameter arteri menjadi kecil, sehingga jantung harus berusaha untuk memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang semakin sempit. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya hipertensi. Sebaliknya jika asupan natrium berkurang, maka tekanan darah juga akan menurun.
Di samping itu, mengkonsumsi natrium secara berlebihan akan menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraselular menjadi meningkat. Hal ini dapat dinetralkan dengan asupan kalium, karena kalium mempunyai cara kerja yang bersebrangan dengan natrium. Kalium akan meningkatkan konsentrasi di dalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik  cairan dari bagian ekstraselular dan menurunkan tekanan darah. Dengan adanya asupan kalium yang tinggi maka akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Rasio kalium dan natrium dalam diet berperan dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi.
Selain untuk meluruhkan batu ginjal, asam urat, dan menurunkan tekanan darah, daun tempuyung juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa pegal atau lesu, mengobati radang usus buntu, radang payudara, bisul, luka bakar dan diare.

0 komentar:

Posting Komentar