Uzbekistan tak lepas dari para saudaranya yaitu Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Afghanistan, dan Kyrgzstan. Beberapa negara ini menyatu dalam satu induk, yakni Asia Tengah. Walaupun aspek pariwisatanya belum semasif Eropa atau wilayah Asia lain, Asia Tengah justru punya magnet lain.
Gurun pasir yang membentang di antara indahnya pegunungan menjadi saksi melintasnya perdagangan antara China dan negara-negara barat. Adalah Jalur Sutra yang membentuk Asia Tengah menjadi kaya budaya dan sejarah. Sementara Uzbekistan sendiri, adalah mesin waktu Anda untuk kembali ke berabad-abad silam.
Pusat kota Bukhara terdaftar dalam Situs Warisan Dunia yang dicanangkan oleh UNESCO. Tahu kenapa?
Terdapat lebih dari 140 peninggalan arsitektur yang dibangun pada abad pertengahan! Beberapa bahkan dibuat sekitar 2300 tahun silam, tepat sekali, bahkan tanggalan masehi pun belum berlaku. Mayoritas peninggalan arsitektur kota ini adalah hasil pendudukan Kara Khanid dan Karakitai, dua kerajaan Islam yang bernaung di Bukhara selama dua abad.
Selama itu, puluhan masjid, menara, dan madrasah dibangun untuk keperluan beribadat dan tempat belajar. Pada 1220, kota ini jatuh di tangan Jenghis Khan, seorang pemimpin militer Muslim dari bangsa Mongol. Di masa itu pula, bangsa Yahudi memasuki Bukhara.
Bukhara sekarang diisi oleh etnis Tajik dan Yahudi Bukhari, dengan sedikit logat Rusia dalam bahasa sehari-hari. Ratusan Yahudi yang sekarang menjadi penduduk Bukhara berkumpul di salah satu sisi kota tua, yakni Jewish Quarter.
Anda tak perlu menggunakan transportasi umum untuk berkeliling kota ini, karena Bukhara tergolong kecil. Tempat yang menjadi tujuan pertama Anda adalah kota tua. Setelahnya, biarkan kaki Anda melangkah ke segala arah.
Labi-have merupakan pusat dari kota tua Bukhara. Ada tiga bangunan kuno yakni Kukuldash Madrassah, Nadir Devanbegi Madrassah, dan Nadir Devanbegi Khanaka. Ketiganya dibangun pada abad ke-16 masehi, ditandai oleh mosaik berwarna-warni yang memenuhi dinding semennya.
Menara Kalon adalah yang paling terkenal. Dibangun pada tahun 1127, Kalon dikenal sebagai 'Menara Kematian' karena menjadi tempat eksekusi para petindak kriminal. Mereka dibawa ke atas menara, lalu didorong hingga tubuhnya menabrak tanah dan meninggal. Eksekusi seperti ini baru berakhir sekitar awal 1990-an.
Ark Citadel adalah sebuah area yang wajib Anda kunjungi. Ada istana, kuil, barak, tempat belajar, bahkan penjara yang terletak di dalam komplek benteng pertahanan nan megah. Anda juga bisa memasuki museum yang buka setiap harinya mulai pukul 09.00-18.00 waktu setempat.
Ada ratusan bangunan kuno nan indah lainnya yang bisa Anda kunjungi. Beberapa di antaranya adalah Mausoleum of Samani, The Mosque of Chor-Minor, Madrasah of Ulugbek, dan The Palace of Emir of Bukhara.
Eits, jangan dulu terlena oleh peninggalan Islam. Sebagai salah satu kota perdagangan paling penting di Jalur Sutra, Bukhara punya beberapa tradisi dan benda khas. Dua di antaranya adalah karpet, dan tentunya, rempah-rempah.
Sore hari paling baik dihabiskan di Silk Road Spices Tea House. Sesuai namanya, kedai teh ini menyajikan beragam teh rempah dan herbal. Ada teh Saffron dan teh jahe, kopi yang dicampur bubuk kapulaga, serta teh hijau dan teh hitam khas lokal.
Jika berkunjung di awal Juni mendatang, Anda bisa mengikuti Silk & Spices Festival yang diadakan rutin tiap tahunnya. Tentunya, Anda harus merasakan sendiri atmosfer dan kehangatan dari masyarakat lokal. Bukhara dan Uzbekistan adalah awal yang baik untuk mengenal Asia Tengah.
0 komentar:
Posting Komentar